Kata orang cinta itu berbunga bunga.
Dan terkadang tak tersentuh oleh sanjungan makna.
Kata orang cinta itu dimulai dari babak pendekatan.
Dan berujung pada perpisahan, antara bahagia mungkin pula jadi sebuah gelisah.
Ahhh.., itu hanya cinta basa basi.
Kukejar mudah saja aku temui...
Tak kukejarpun mungkin sajai ada yang mendekati.
Ahhh.., cinta itu hampa dan tak berisi...
Tak percaya silahkan kau rasakan sendiri.
Tapi tidak...! Tidak untuk yang satu ini.
Kuharus berkorban untuk meraih magfirah MU.
Kuharus mendekat untuk merasakan Kasih dan Sayang MU.
Tidak ada kata terlambat, sebelum maut datang menjemput..
(al.reza.de.silalahi)
Para pencinta sejati tak suka berjanji,
Tapi begitu mereka memutuskan untuk mencintai,
Mereka akan segera membuat rencana untuk memberi..
(M. Anis Matta)
Rutin, beberapa kali dalam setahun 'Abdurrahman ibn 'Auf membagi-bagikan hartanya untuk seluruh penduduk Madinah. Biasanya kisaran angkanya mencapai 40.000 dinat sekali bagi. Jika harga emas di tahun 2008 sekitar Rp. 250.000/gram dam 1 dinar adalah sekitar 4,25 gram emas, maka jumlah sgadaqah 'Abdurrahman ibn 'Auf dalam sekali kesempatan ternyata fantastis; 42,5 milyar rupiah.
Yang lebih membuat orang-orang heran pada suatu hari adalah bahwa 'Utsmanibn 'Affan, jutawan besar itu, ikutan-ikutan antri dan mengambil bagiannya. Orang-orang pun berebut menanyainya, "Hai 'Utsman, bukanlah engkau orang yang sangat kaya? mengapa masih saja mengambil bagianmu?"
"Harta 'Abdurrahman ibn 'Auf, kata 'Utsman sambil senyum, "Adalah harta yang barakah. Bagaimana mungkin akumelewatkan kesempatan untuk mengisi perut keluargaku dan mengaliri darah kami dengan harta yang diberkahi Allah dan didoakan oleh Rasulullah?"
Subhanallah.. Bagaimana kisah tentangnya bermula?
***
'Abdurrahman ibn 'Auf datang ke Madinah, muda dan tanpa harta. Sa'd ibn Ar Rabi', seorang Anshar yang dipersaudarkan kepadanya segera berkata, "Saudaraku terkasih di jalan Allah, sesungguhnya aku termsuk orang berharta di Madinah ini. Aku memiliki dua buah kebun yang luas. Di antara keduanya pilihlah yang kau suka, dan ambillah untukmu. Aku juga memiliki dua rumah yang nyaman, pilihlah mana yang kau suka, tinggallah di sana. Dan aku memiliki dua orang isteri yang cantik-cantik. Lihatlah dan pilihlah salah satu diantaranya, pasti akan kuceraikan lalu kunikahkan denganmu."
Pemuda Makkah itu tersenyum. Lalu dengan lembut ia berkata, "Terimakasih atas segala kebaikanmu, Saudaraku. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Sebaiknya, tunjukkanlah saja padaku jalan ke pasar." Dalam bayangan saya, Sa'd ibn Ar Rabi' adalah penduduk Madinah, yang sebagaimana penduduk Madinah yang lain sangat memandang tinggi arti pernikahan. Seorang lelaki belumlah utuh menjadi lelaki, jika ia belum beristri. Maka dia pun mendesak, "Tetapi, setidaknya menikahlah.."
"Insya allah, dalam sebulan ini saya akan menikah.", ujarnya. Dan padanya ditunjukkan jalan ke pasar. Menjadi kuli di hari pertama, lalu menjadi makelar di hari kedua. Di hari ketiga dia menahbuskan diri sebagai pedagang paling jujur, informatif tentang produknya, cerdas menggulirkan kas, juga suci dalam menakar dan menimbang. Ia menjadi 'komandan' sang Nabi untuk melaksanakan Surat Al Muthaffifin yang turun menjelang hijrah. Ia menjadi panglima dalam membasmi hegemoni ekonomi riba ala Yahudi di pasar Madinah.
Dan benar, sebulan kemudian ia datang kepada Nabi Muhammad SAW dengan pakaian penuh noda minyak 'khaluq'. "Saya menikah ya Rasulullah!", ujarnya tersipu.
"Dengan siapa?"
"Seorang wanita Anshar."
"Apa maharnya?"
"Emas seberat biji kurma,"
"Wahai 'Abdurrahman, selenggarakan walimah meski dengan seekor kambing!"
***
Pelajaran menarik dari kisah 'Abdurrahman ibn 'Auf adalah
Pertama,
bahwa seorang muslim itu mulia. Maka bantuan yang halal baginya, ia tinggalkan untuk meraih sesuatu yang lebih besar ; etos kerja jihadi. Jika dipikir-pikir tentu saja memulai dagang dengan modal sebuah rumah, sebidang kebun, dan seorang isteri jauh lebih menjanjikan dibanding tangan kosong yang nekad ke pasar. Tetapi fasilitas yang diperturutkan, bagi orang-orang seperti 'Abdurrahman ibn 'Auf dan para peniti jalan cinta pejuang adalah beban, penyakit, sekaligus pintu kekalahan.
Thariq ibn Ziyad melukiskannya sebagai kapal-kapal yang ditumpangi pasukannya ketika menyerbu Spanyol. "Kapal itu", katanya, "Adalah pintu kekalahan kita. Jika kita membiarkannya ada, dalam hati kita akan terbit keinginan untuk melarikan diri saat kekuatan musuh menggentarkan. Dengan membakarnya, kita hanya memiliki dua pilihan; memenangkan tanah Andalusia yang indah untuk kejayaan Islam, atau memenangkan bidadari bermata jeli yang menyongsong dengan wajah berseri."
Kedua,
'Abdurrahman ibn 'Auf memasuki pasar Madinah dengan sebuah konsep yang jelas tentang ekonomi yang adil dan menenteramkan; Surat Al Muthaffifin. Dengan konsep Ilahiah itu dia mengedipkan mata untuk mencekik warga Madinah dengan ekonomi ribawi. Surat Al Muthaffifin ini, kita sebut sebagai rencana manhaji dari Allah SWT.
Ketiga,
Kesuksesan 'Abdurrahman ibn 'Auf ditopang oleh perencanaan pribadinya yang jeli, cermat, dan bening. Menikah dalam waktu sebulan sejak kedatangannya ke Madinah misalnya, adalah capaian menarik dari perencanaan itu. Segala kesuksesan ' Abdurrahman ibn 'Auf adalah kesuksesan da'wah. Kesuksesan itu sudah ada dalam rencana Allah yang disebut takdir. Tetapi 'Abdurrahman ibn 'Auf membuat perencanaan-perencanaan dengan tertata, untuk menyesuaikan dirinya dengan rencana Allah. Baik rencana manhaji, maupun rencana yang tersembunyi.
Kita merencanakan, untuk menyesuaikan diri dengan rencana Allah
(Hilmi Aminuddin)
Kemenangan Islam, kemenangan da'wah adalah rencana Allah. Tugas kita di jalan cinta para pejuang adalah membuat rencana-rencana untuk menyesuaikan diri dengan rencana Allah itu. rencana adalah niscaya. Di jalan cinta pejuang, berkumandang kalimat 'Ali ibn Abi Thalib, "Kebenaran yang tak terencana, akan terkalahkan oleh kebhatilan yang tertata."
***
Kalau akhirat sudah menjadi visi dengan kalam-kalam Ilahi yang kita baca, dan kematian juga bisa dicita-citakan, bagaimana dengan hidup? Subhanallah, tentu saja. Jika akhirat yang begitu agung, jika kematian yang begitu rahasia; jika dua hal ini bisa digambarkan dengan gamblang dalam benak dan menjadi cita nyata; tentu kehidupan juga berhak kita perlakukan dengan cara sama. Ia harus diisi cita-cita. Ia harus tersusun atas rencana-rencana.
"Ya Rahman, ajarkan kami untuk tiada pernah putus asa dari kasih Mu, ajari kami untuk selalu berharap yang terbaik dari Mu, ajari kami untuk berani bercita-cita dan merencanakan hidup yang indah bersama orang-orang mulia."
Ikhwah Fillah..
Sekelam apapun langit semalam, hidup kita esok, jodoh kita esok, rizqi kita esok, semuanya boleh direncanakan. Dan di jalan cinta para pejuang, akan kita ganti kata 'boleh' dengan kata 'harus' atau 'wajib'.
"Kau cipatakan malam, aku nyalakan pelita"
"kau ciptakana lempung, kubentuk piala"
"Kau ciptakan belantara, kutata taman bunga"
(Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A. Fillah)
Tapi begitu mereka memutuskan untuk mencintai,
Mereka akan segera membuat rencana untuk memberi..
(M. Anis Matta)
Rutin, beberapa kali dalam setahun 'Abdurrahman ibn 'Auf membagi-bagikan hartanya untuk seluruh penduduk Madinah. Biasanya kisaran angkanya mencapai 40.000 dinat sekali bagi. Jika harga emas di tahun 2008 sekitar Rp. 250.000/gram dam 1 dinar adalah sekitar 4,25 gram emas, maka jumlah sgadaqah 'Abdurrahman ibn 'Auf dalam sekali kesempatan ternyata fantastis; 42,5 milyar rupiah.
Yang lebih membuat orang-orang heran pada suatu hari adalah bahwa 'Utsmanibn 'Affan, jutawan besar itu, ikutan-ikutan antri dan mengambil bagiannya. Orang-orang pun berebut menanyainya, "Hai 'Utsman, bukanlah engkau orang yang sangat kaya? mengapa masih saja mengambil bagianmu?"
"Harta 'Abdurrahman ibn 'Auf, kata 'Utsman sambil senyum, "Adalah harta yang barakah. Bagaimana mungkin akumelewatkan kesempatan untuk mengisi perut keluargaku dan mengaliri darah kami dengan harta yang diberkahi Allah dan didoakan oleh Rasulullah?"
Subhanallah.. Bagaimana kisah tentangnya bermula?
***
'Abdurrahman ibn 'Auf datang ke Madinah, muda dan tanpa harta. Sa'd ibn Ar Rabi', seorang Anshar yang dipersaudarkan kepadanya segera berkata, "Saudaraku terkasih di jalan Allah, sesungguhnya aku termsuk orang berharta di Madinah ini. Aku memiliki dua buah kebun yang luas. Di antara keduanya pilihlah yang kau suka, dan ambillah untukmu. Aku juga memiliki dua rumah yang nyaman, pilihlah mana yang kau suka, tinggallah di sana. Dan aku memiliki dua orang isteri yang cantik-cantik. Lihatlah dan pilihlah salah satu diantaranya, pasti akan kuceraikan lalu kunikahkan denganmu."
Pemuda Makkah itu tersenyum. Lalu dengan lembut ia berkata, "Terimakasih atas segala kebaikanmu, Saudaraku. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Sebaiknya, tunjukkanlah saja padaku jalan ke pasar." Dalam bayangan saya, Sa'd ibn Ar Rabi' adalah penduduk Madinah, yang sebagaimana penduduk Madinah yang lain sangat memandang tinggi arti pernikahan. Seorang lelaki belumlah utuh menjadi lelaki, jika ia belum beristri. Maka dia pun mendesak, "Tetapi, setidaknya menikahlah.."
"Insya allah, dalam sebulan ini saya akan menikah.", ujarnya. Dan padanya ditunjukkan jalan ke pasar. Menjadi kuli di hari pertama, lalu menjadi makelar di hari kedua. Di hari ketiga dia menahbuskan diri sebagai pedagang paling jujur, informatif tentang produknya, cerdas menggulirkan kas, juga suci dalam menakar dan menimbang. Ia menjadi 'komandan' sang Nabi untuk melaksanakan Surat Al Muthaffifin yang turun menjelang hijrah. Ia menjadi panglima dalam membasmi hegemoni ekonomi riba ala Yahudi di pasar Madinah.
Dan benar, sebulan kemudian ia datang kepada Nabi Muhammad SAW dengan pakaian penuh noda minyak 'khaluq'. "Saya menikah ya Rasulullah!", ujarnya tersipu.
"Dengan siapa?"
"Seorang wanita Anshar."
"Apa maharnya?"
"Emas seberat biji kurma,"
"Wahai 'Abdurrahman, selenggarakan walimah meski dengan seekor kambing!"
***
Pelajaran menarik dari kisah 'Abdurrahman ibn 'Auf adalah
Pertama,
bahwa seorang muslim itu mulia. Maka bantuan yang halal baginya, ia tinggalkan untuk meraih sesuatu yang lebih besar ; etos kerja jihadi. Jika dipikir-pikir tentu saja memulai dagang dengan modal sebuah rumah, sebidang kebun, dan seorang isteri jauh lebih menjanjikan dibanding tangan kosong yang nekad ke pasar. Tetapi fasilitas yang diperturutkan, bagi orang-orang seperti 'Abdurrahman ibn 'Auf dan para peniti jalan cinta pejuang adalah beban, penyakit, sekaligus pintu kekalahan.
Thariq ibn Ziyad melukiskannya sebagai kapal-kapal yang ditumpangi pasukannya ketika menyerbu Spanyol. "Kapal itu", katanya, "Adalah pintu kekalahan kita. Jika kita membiarkannya ada, dalam hati kita akan terbit keinginan untuk melarikan diri saat kekuatan musuh menggentarkan. Dengan membakarnya, kita hanya memiliki dua pilihan; memenangkan tanah Andalusia yang indah untuk kejayaan Islam, atau memenangkan bidadari bermata jeli yang menyongsong dengan wajah berseri."
Kedua,
'Abdurrahman ibn 'Auf memasuki pasar Madinah dengan sebuah konsep yang jelas tentang ekonomi yang adil dan menenteramkan; Surat Al Muthaffifin. Dengan konsep Ilahiah itu dia mengedipkan mata untuk mencekik warga Madinah dengan ekonomi ribawi. Surat Al Muthaffifin ini, kita sebut sebagai rencana manhaji dari Allah SWT.
Ketiga,
Kesuksesan 'Abdurrahman ibn 'Auf ditopang oleh perencanaan pribadinya yang jeli, cermat, dan bening. Menikah dalam waktu sebulan sejak kedatangannya ke Madinah misalnya, adalah capaian menarik dari perencanaan itu. Segala kesuksesan ' Abdurrahman ibn 'Auf adalah kesuksesan da'wah. Kesuksesan itu sudah ada dalam rencana Allah yang disebut takdir. Tetapi 'Abdurrahman ibn 'Auf membuat perencanaan-perencanaan dengan tertata, untuk menyesuaikan dirinya dengan rencana Allah. Baik rencana manhaji, maupun rencana yang tersembunyi.
Kita merencanakan, untuk menyesuaikan diri dengan rencana Allah
(Hilmi Aminuddin)
Kemenangan Islam, kemenangan da'wah adalah rencana Allah. Tugas kita di jalan cinta para pejuang adalah membuat rencana-rencana untuk menyesuaikan diri dengan rencana Allah itu. rencana adalah niscaya. Di jalan cinta pejuang, berkumandang kalimat 'Ali ibn Abi Thalib, "Kebenaran yang tak terencana, akan terkalahkan oleh kebhatilan yang tertata."
***
Kalau akhirat sudah menjadi visi dengan kalam-kalam Ilahi yang kita baca, dan kematian juga bisa dicita-citakan, bagaimana dengan hidup? Subhanallah, tentu saja. Jika akhirat yang begitu agung, jika kematian yang begitu rahasia; jika dua hal ini bisa digambarkan dengan gamblang dalam benak dan menjadi cita nyata; tentu kehidupan juga berhak kita perlakukan dengan cara sama. Ia harus diisi cita-cita. Ia harus tersusun atas rencana-rencana.
"Ya Rahman, ajarkan kami untuk tiada pernah putus asa dari kasih Mu, ajari kami untuk selalu berharap yang terbaik dari Mu, ajari kami untuk berani bercita-cita dan merencanakan hidup yang indah bersama orang-orang mulia."
Ikhwah Fillah..
Sekelam apapun langit semalam, hidup kita esok, jodoh kita esok, rizqi kita esok, semuanya boleh direncanakan. Dan di jalan cinta para pejuang, akan kita ganti kata 'boleh' dengan kata 'harus' atau 'wajib'.
"Kau cipatakan malam, aku nyalakan pelita"
"kau ciptakana lempung, kubentuk piala"
"Kau ciptakan belantara, kutata taman bunga"
(Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A. Fillah)
Adalah kebahagiaan seorang laki-laki ketika Allah menganugrahkannya seorang istri yang apabila ia memandangnya, ia merasa semakin sayang. Kepenatan selama di luar rumah terkikis ketika memandang wajah istri yang tercinta. Kesenangan di luar tak menjadikan suami merasa jengah di rumah. Sebab surga ada di rumahnya; Baiti Jannati (rumahku surgaku).
Kebahagiaan ini lahir dari istri yang apabila suami memandangnya, membuat suami bertambah kuat jalinan perasaannya. Wajah istri adalah keteduhan, telaga yang memberi kesejukan ketika suami mengalami kegerahan. Lalu apakah yang ada pada diri seorang istri, sehingga ketika suami memandangnya semakin besar rasa sayangnya? Konon, seorang laki-laki akan mudah terkesan oleh kecantikan wajah. Sempurnalah kebahagiaan seorang laki-laki jika ia memiliki istri yang berwajah memikat.
Tapi asumsi ini segera dibantah oleh dua hal. Pertama, bantahan berupa fakta-fakta. Dan kedua, bantahan dari sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Konon, Christina Onassis, mempunyai wajah yang sangat cantik. Ia juga memiliki kekayaan yang sangat besar. Mendiang ayahnya meninggalkan harta warisan yang berlimpah, antara lain kapal pesiar pribadi, dan pulau milik pribadi juga. Telah beberapa kali menikah, tetapi Christina harus menghadapi kenyataan pahit. Seluruh pernikahannya berakhir dengan kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah hidupnya dengan satu keputusan: bunuh diri.
Kecantikan wajah Christina tidak membuat suaminya semakin sayang ketika memandangnya. Jalinan perasaan antara ia dan suami-suaminya tidak pernah kuat.
Kasus ini memberikan ibroh kepada kita bahwa bukan kecantikan wajah secara fisik yang dapat membuat suami semakin sayang ketika memandangnya. Ada yang bersifat psikis, atau lebih tepatnya bersifat qalbiyyah!
Bantahan kedua, sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Seorang wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” (HR. bukhari, Muslim)
Hadist di atas sebagai penguat bahwa kesejukan ketika memandang sehingga perasaan suami semakin sayang, letaknya bukan pada keelokan rupa secara zhahir. Ada yang bersifat bathiniyyah.
Dengan demikian wahai saudariku muslimah, tidak mesti kita harus mempercantik diri dengan alat kosmetik atau dengan menggunakan gaun-gaun aduhai yang akhirnya akan membawa kita pada sikap berlebihan pada hal yang halal bahkan menyebabkan kita menjadi lalai dan meninggalkan segala yang bermanfaat dalam perkara-perkara akhirat, wal ‘iyadzubillah. Namun tidak berarti kita meninggalkan perawatan diri dengan menjaga fitrah manusia, dengan menjaga kebersihan, kesegaran dan keharuman tubuh yang akhirnya melalaikan diri dalam menjaga hak suami. Ada yang lebih berarti dari semua itu, ada yang lebih penting untuk kita lakukan demi mendapatkan cinta suami.
Sesungguhnya cinta yang dicari dari diri seorang wanita adalah sesuatu pengaruh yang terbit dari dalam jiwa dengan segala kemuliaannya dan mempunyai harga diri, dapat menjaga diri, suci, bersih, dan membuat kehidupan lebih tinggi di atas egonya.
Untuk itulah saudariku muslimah… Tuangkanlah di dalam dada dan hatimu dengan cinta dan kasih sayang serta tanamkanlah kemuliaan wanita muslimah seperti jiwamu yang penuh dengan kebaikan, perhatian serta kelembutan. Bukankah kita telah melihat contoh-contoh yang gemilang dari pribadi-pribadi yang kuat dari para shahabiyyah radiyallahu ‘anhunna…?
Janganlah engkau penuhi dirimu dengan ahlak yang selalu sedih dan gelisah, banyak pengaduan dan keluh kesah dan selalu mengancam, karena hal tersebut akan menggelapkan hatimu. Tersenyumlah untuk kehidupan. Seperti kuatnya para shahabiyyah dalam menghadapi kehidupan yang keras dan betapa kuatnya wanita-wanita yang lembut itu mempertahankan agamanya…
Perhiasan jiwa, itulah yang lebih utama. Yaitu sifat-sifat dan budi pekerti yang diajarkan Islam, yang diawali dengan sifat keimanan. Sebagaimana firman Allah, (yang artinya) “Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.” (QS. Al-Hujaraat: 7)
Apabila keimanan telah benar-benar terpatri dalam hati, maka akan tumbuhlah sifat-sifat indah yang menghiasi diri manusia, mulai dari Ketakwaan, Ilmu, Rasa Malu, Jujur, Terhormat, Berani, Sabar, Lemah Lembut, Baik Budi Pekerti, Menjaga Silaturrahim, dan sifat-sifat terpuji lainnya yang tidak mungkin disebut satu-persatu. Semuanya adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada hamba-hambanya agar dapat bahagia hidup di dunia dan akhirat.
Wanita benar-benar sangat diuntungkan, karena ia memiliki kesempatan yang lebih besar dalam hal perhiasan jiwa dengan arti yang sesungguhnya, yaitu ketika wanita memiliki sifat-sifat terpuji yang mengangkat derajatnya ke puncak kemuliaan, dan jauh dari segala sesuatu yang dapat menghancurkanya dan menghilangkan rasa malunya….!
Saudariku… jika engkau telah menikah, maka nasihat ini untuk mengingatkanmu agar engkau selalu menampilkan kecantikan dirimu dengan kecantikan sejati yang berasal dari dalam jiwamu, bukan dengan kecantikan sebab yang akan lenyap dengan lenyapnya sebab.
Saudariku… jika saat ini Allah belum mengaruniai engkau jodoh seorang suami yang sholeh, maka persiapkanlah dirimu untuk menjadi istri yang sholihah dengan memperbaiki diri dari kekurangan yang dimiliki lalu tutuplah ia dengan memunculkan potensi yang engkau miliki untuk mendekatkan dirimu kepada Yang Maha Rahman, mempercantik diri dengan ketakwaan kepada Allah yang dengannya akan tumbuh keimanan dalam hatimu sehingga engkau dapat menghiasi dirimu dengan akhlak yang mulia.
Saudariku… ini adalah sebuah nasihat yang apabila engkau mengambilnya maka tidak ada yang akan diuntungkan melainkan dirimu sendiri.
Kebahagiaan ini lahir dari istri yang apabila suami memandangnya, membuat suami bertambah kuat jalinan perasaannya. Wajah istri adalah keteduhan, telaga yang memberi kesejukan ketika suami mengalami kegerahan. Lalu apakah yang ada pada diri seorang istri, sehingga ketika suami memandangnya semakin besar rasa sayangnya? Konon, seorang laki-laki akan mudah terkesan oleh kecantikan wajah. Sempurnalah kebahagiaan seorang laki-laki jika ia memiliki istri yang berwajah memikat.
Tapi asumsi ini segera dibantah oleh dua hal. Pertama, bantahan berupa fakta-fakta. Dan kedua, bantahan dari sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Konon, Christina Onassis, mempunyai wajah yang sangat cantik. Ia juga memiliki kekayaan yang sangat besar. Mendiang ayahnya meninggalkan harta warisan yang berlimpah, antara lain kapal pesiar pribadi, dan pulau milik pribadi juga. Telah beberapa kali menikah, tetapi Christina harus menghadapi kenyataan pahit. Seluruh pernikahannya berakhir dengan kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah hidupnya dengan satu keputusan: bunuh diri.
Kecantikan wajah Christina tidak membuat suaminya semakin sayang ketika memandangnya. Jalinan perasaan antara ia dan suami-suaminya tidak pernah kuat.
Kasus ini memberikan ibroh kepada kita bahwa bukan kecantikan wajah secara fisik yang dapat membuat suami semakin sayang ketika memandangnya. Ada yang bersifat psikis, atau lebih tepatnya bersifat qalbiyyah!
Bantahan kedua, sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Seorang wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” (HR. bukhari, Muslim)
Hadist di atas sebagai penguat bahwa kesejukan ketika memandang sehingga perasaan suami semakin sayang, letaknya bukan pada keelokan rupa secara zhahir. Ada yang bersifat bathiniyyah.
Dengan demikian wahai saudariku muslimah, tidak mesti kita harus mempercantik diri dengan alat kosmetik atau dengan menggunakan gaun-gaun aduhai yang akhirnya akan membawa kita pada sikap berlebihan pada hal yang halal bahkan menyebabkan kita menjadi lalai dan meninggalkan segala yang bermanfaat dalam perkara-perkara akhirat, wal ‘iyadzubillah. Namun tidak berarti kita meninggalkan perawatan diri dengan menjaga fitrah manusia, dengan menjaga kebersihan, kesegaran dan keharuman tubuh yang akhirnya melalaikan diri dalam menjaga hak suami. Ada yang lebih berarti dari semua itu, ada yang lebih penting untuk kita lakukan demi mendapatkan cinta suami.
Sesungguhnya cinta yang dicari dari diri seorang wanita adalah sesuatu pengaruh yang terbit dari dalam jiwa dengan segala kemuliaannya dan mempunyai harga diri, dapat menjaga diri, suci, bersih, dan membuat kehidupan lebih tinggi di atas egonya.
Untuk itulah saudariku muslimah… Tuangkanlah di dalam dada dan hatimu dengan cinta dan kasih sayang serta tanamkanlah kemuliaan wanita muslimah seperti jiwamu yang penuh dengan kebaikan, perhatian serta kelembutan. Bukankah kita telah melihat contoh-contoh yang gemilang dari pribadi-pribadi yang kuat dari para shahabiyyah radiyallahu ‘anhunna…?
Janganlah engkau penuhi dirimu dengan ahlak yang selalu sedih dan gelisah, banyak pengaduan dan keluh kesah dan selalu mengancam, karena hal tersebut akan menggelapkan hatimu. Tersenyumlah untuk kehidupan. Seperti kuatnya para shahabiyyah dalam menghadapi kehidupan yang keras dan betapa kuatnya wanita-wanita yang lembut itu mempertahankan agamanya…
Perhiasan jiwa, itulah yang lebih utama. Yaitu sifat-sifat dan budi pekerti yang diajarkan Islam, yang diawali dengan sifat keimanan. Sebagaimana firman Allah, (yang artinya) “Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.” (QS. Al-Hujaraat: 7)
Apabila keimanan telah benar-benar terpatri dalam hati, maka akan tumbuhlah sifat-sifat indah yang menghiasi diri manusia, mulai dari Ketakwaan, Ilmu, Rasa Malu, Jujur, Terhormat, Berani, Sabar, Lemah Lembut, Baik Budi Pekerti, Menjaga Silaturrahim, dan sifat-sifat terpuji lainnya yang tidak mungkin disebut satu-persatu. Semuanya adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada hamba-hambanya agar dapat bahagia hidup di dunia dan akhirat.
Wanita benar-benar sangat diuntungkan, karena ia memiliki kesempatan yang lebih besar dalam hal perhiasan jiwa dengan arti yang sesungguhnya, yaitu ketika wanita memiliki sifat-sifat terpuji yang mengangkat derajatnya ke puncak kemuliaan, dan jauh dari segala sesuatu yang dapat menghancurkanya dan menghilangkan rasa malunya….!
Saudariku… jika engkau telah menikah, maka nasihat ini untuk mengingatkanmu agar engkau selalu menampilkan kecantikan dirimu dengan kecantikan sejati yang berasal dari dalam jiwamu, bukan dengan kecantikan sebab yang akan lenyap dengan lenyapnya sebab.
Saudariku… jika saat ini Allah belum mengaruniai engkau jodoh seorang suami yang sholeh, maka persiapkanlah dirimu untuk menjadi istri yang sholihah dengan memperbaiki diri dari kekurangan yang dimiliki lalu tutuplah ia dengan memunculkan potensi yang engkau miliki untuk mendekatkan dirimu kepada Yang Maha Rahman, mempercantik diri dengan ketakwaan kepada Allah yang dengannya akan tumbuh keimanan dalam hatimu sehingga engkau dapat menghiasi dirimu dengan akhlak yang mulia.
Saudariku… ini adalah sebuah nasihat yang apabila engkau mengambilnya maka tidak ada yang akan diuntungkan melainkan dirimu sendiri.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Wahai putriku……..aku seorang bapak yang sedang berjalan memasuki usia lima puluh tahun. Usia muda telah aku lewati, aku tinggalkan kenangan,impian,lamunan dengan segala ujian-ujian dunia.
Dengarlah ucapan dari kata-kataku. Ucapan-ucapan Haq, yang aku sampaikan secara jelas dan gamblang. Semua apa yang akan aku sampaikan adalah dari hidupku sendiri. Karenanya, mungkin engkau belum pernah atau tidak pernah atau malah tidak akan pernah mendengarnya dari orang lain.
Wahai putriku……….banyak aku menulis, sering aku menyeru, mengajak kepada ummat untuk menegakan akhlak, menjunjung budi pekerti yang mulia, memberantas segala macam kerusakan jiwa dan mengendalikan nafsu syahwat untuk melawan dan memberantas kebejatan moral.
Semua itu terus aku sampaikan , terus aku tulis dan khutbahkan……….sampai-sampai pena yang aku pakai menjadi tumpul dan lidahku menjadi linu. Namun, tetap tiada hasil yang aku peroleh. Kemungkaran tetap berjalan dengan tenangnya tanpa mampu kita memberantasnya.
Di setiap pelosok negeri perbuatan mungkar kita jumpai, terus makin banyak dalam berbagai bentuknya, wanita semakin berani dan tanpa malu membuka auratnya. Tubuhnya ditonjol-tonjolkan, pergaulan bebas muda-mudi bertambah mencolok. Semua itu berjalan melanda Negara demi Negara, tanpa satu pun Negara Islam mampu mengelak.
Negara Suriah yang terkenal dengan keserasian akhlak, yang sangat ketat menjaga kehormatan diri dengan menutup auratnya, sekarang…………….masya Allah! Para wanitanya berpakaian terbuka, mempertontonkan lengan dan paha, punggung dan dada. Kita gagal, dan saya kira kita tidak akan berhasil. Tahukah engkau apa penyebabnya?
Sebabnya ialah, karena sampai hari ini kita belum menemukan pintu ke arah perbaikan dan kita tidak tahu jalannya.
Wahai Putriku, pintu perbaikan ada di hadapanmu. Kunci pintu itu ada di tanganmu. Jika engkau meyakininya dan engkau berusaha memasuki pintu itu, maka keadaan akan berubah dan menjadi baik.
Engkau benar putriku,bahwa kaum prialah yang pertama melangkah menempuh jalan dosa, bukan wanita, tetapi ingat, bahwa tanpa kerelaanmu dan tanpa kelunakan sikapmu, mereka tidak akan berkeras melangkah maju. Engkau membuka pintu kepadanya untuk masuk.
Engkau berkata kepada pencuri : “ Silahkan masuk”………..dan setelah engkau kecurian barulah sadar. Baru engkau teriak…………tolong…………….tolong……………aku kecurian”.
Kalau engkau tahu bahwa laki-laki itu serigala dan engkau domba, pasti engkau akan lari, seperti larinya domba dalam ancaman cengkaraman serigala.
Kalau engkau sadar, bahwa semua laki-laki itu adalah pencuri, pasti engkau akan bersikap hati-hati dan selalu menjaga diri seperti waspadanya seorang kikir menghadapi pencuri.
Kalau dikehendakinya serigala dari domba adalah dagingnya, maka yang diinginkan laki-laki adalah lebih dari itu. Laki-laki menginginkan lebih dari sekedar daging domba……………dan bagimu lebih buruk dari kematian domba itu.
Laki-laki menghendaki yang paling berharga darimu……………yaitu harga diri dan kehormatanmu. Nasib seorang gadis yang direnggut kehormatannya lebih menyedihkan dari seekor domba yang dimakan serigala.
Wahai putriku………….. Demi Allah, apa yang dikhayalkan oleh pemuda saat melihat gadis ialah telanjang dihadapannya tanpa busana.
Saya bersumpah lagi : “ Demi Allah, jangan percaya kepada omongan sebagian laki-laki,bahwa mereka memandangmu karena akhlak dan adabnya. Berbicara denganmu seperti sahabat dan apabila mencintanya hanyalah sebagai teman akrab”. Bohong………….bohong demi Allah ia bohong.
Apabila engkau mendengar sendiri pembicaraan antara mereka, engkau akan takut dan ngeri.
Tidak akan ada seorang pria melontarkan senyumannya kepadamu, berbicara dengan lembut dan merayu, memberikan bantuan dan pelayanan kepadamu, kecuali akan ada maksud-maksud tertentu. Setidak-tidaknya isyarat bagi dirinya bahwa itu adalah langkah awal.
Apa sesudah itu wahai putriku?
Renungkanlah!
Kalian berdua, bersama-sama berkencan, menikmati kelezatan yang hanya sebentar kau rasakan…………sesudah itu, dia lupa dan pergi meninggalkan kamu. Dan engkau?..........sungguh akan merasakan pahitnya dari pertemuan yang sebentar itu untuk selama-lamanya.
Dia pergi dengan diam-diam meninggalkanmu, mencari mangsa baru untuk dirayu dan diterkam lagi kegadisannya. Sambil dia mencari dan menikmati mangsa baru, engkau pelan-pelan merasakan sesuatu yang berat mengganjal perutmu.
Engkau sedih dan muram. Engkau bingung dan gelisah.
Laki-laki yang membesarkan perutmu itu tidak dituntut atau dihukum oleh masyarakat dzalim,bahkan………..diberi ampun dan divonis bebas, dengan alasan : “ Dia yang dulu sesat, sekarang sudah bertobat”
Tapi engkau………….?
Engkau akan terus kecewa dan terus dihina sepanjang umurmu. Masyarakat tidak akan mengampuni dosamu.
Seandainya, ketika dia mulai merayumu, engkau tolak dengan sikap yang tegas…………Engkau alihkan pandanganmu dari pandangannya…………
Seandainya sikapmu itu tidak menghentikan upayanya dan malah bersikap lebih brutal dengan ucap kata-kata yang jorok dan menggunakan tangannya, cepat-cepat engkau lepas sepatu dari kakimu dan pukullah kepalanya………
Kalau engkau lakukan itu, pasti semua orang yang ada di sekitar tempat itu akan serentak menolongmu.
Sesudah itu……….dia akan ngeri mengganggu wanita-wanita terhormat di jalan.
Wahai putriku………..
Laki-laki yang baik dan sholeh, akan datang kepadamu, dengan segala kerendahan hati, memohonkan maaf, menawarkan kepadamu hubungan yang halal dan terhormat. Ia datang untuk meminang dan menikahimu.
Seorang gadis betapapun tinggi kedudukannya, betapapun banyak hartanya, betapa hebat ketenaran dan pengaruhnya, dia pasti mempunyai cita-cita: “ Mencapai kebahagiaan yang tinggi yaitu bersuami, menjadi isteri yang sholehah, terhormat dan ibu rumah tangga yang baik”
Cita-cita seperti itu pasti diharapkan oleh semua wanita, apakah dia ratu, keluarga raja, bintang film Hollywood sekalipun atau wanita biasa.
Saya kenal dengan dua orang sastrawati terkenal di Mesir dan Suriah. Benar-benar berpredikat tokoh dua orang itu. Ilmunya dikagumi, kekayaannya melimpah, tinggi kedudukannya dan kehormatannya.
Keduanya kehilangan suami, lalu………….tiba-tiba keseimbangan akalnya……..dan menjadi gila. Tanpa aku sebutkan namanya, semua orang Mesir dan Syuriah sudah mengenalnya.
Perkawinan adalah cita-cita yang paling tinggi bagi wanita. Jabatan wanita yang tinggi, apakah dia anggota parlemen atau menteri atau bahkan presiden, tetap masih di bawah tingkat pernikahan.
Laki-laki, pada dasarnya akan mencari wanita terhormat dan bukan wanita jalang atau bejat. Seandainya seorang laki-laki bertunangan dengan wanita baik-baik, tetapi sang wanita tiba-tiba berubah akhlaknya , dia nyeleweng dan masuk kepada perangkap nista, cepat-cepat si laki-laki itu pamit meninggalkannya. Dia akan tegap melangkah ke luar.
Laki-laki yang baik , pasti tidak akan rela melihat anak-anaknya keluar dari perut ibu yang cela dan apalagi membesarkan dan memeliharanya.
Seorang pria jalang yang bejat dan menjijikan, bila tidak dapat mangsa gadis yang mau mengorbankan kehormatan dirinya dibawah lutut kakinya dan menjadi alat permainannya……….dan bila ia juga tidak mendapatkan wanita-wanita pelacur atau gadis yang lengah yang mau dikawani dengan agama setan iblis serta syariat binatang, dia pasti akan datang mencari jodoh seorang isteri yang mau dinikahi dengan landasan sunnah agama Islam.
Putriku, sepi dan lesunya pasar pernikahan dan perkawinan, penyebabnya adalah karena kesalahanmu sendiri. Jatuhnya pasaran dan nilai perkawinan dan makin ramainya bursa pelacuran adalah juga karena perbuatanmu!
Lalu kenapa kalian yang baik-baik tidak mencegahnya ?
Kenapa para wanita mulia dan terhormat tidak memerangi musibah dan wabah itu?
Kalian para wanita tentu akan lebih bisa dan mampu berbuat daripada kaum pria.
Kalian lebih mengerti dan paham berbicara dengan bahasa wanita, menguraikan dan memberi penerangan.
Kalian sebagai wanita yang baik dan terhormat, mulia, memiliki harga diri dan memegang teguh agama, pada akhirnya akan menjadi mangsa dan korbannya.
Hampir disetiap rumah di Negeri Syam terdapat gadis-gadis usia pantas kawin belum ada calon, dan gadis usia yang sudah kelewat umur belum juga bersuami.
Para pemudanya merasa puas dengan hanya pacar-pacaran dan bergaul bebas daripada beristeri. Mungkin keadaan seperti ini terdapat juga di Negara-negara Islam lain.
Wahai putriku………………..
Dirikanlah wadah dalam bentuk lembaga persatuan dari kalian sendiri yang anggotanya terdiri dari para cendekiawati, guru dan mahasiswi. Wadah yang berusaha untuk mengembalikan wanita-wanita sesat kepada jalan yang benar.
Ancam dan takut-takuti mereka dengan firman-firman Allah. Kalau tidak mau mendengar dan tak ada rasa takut lagi, beri gambaran akan bahaya penyakit yang akan dideritanya.
Kalau juga mereka tidak peduli, beri penjelasan dari contoh-contoh kenyataan yang ada, katakan pada mereka : “ Kalian remaja cantik, banyak pemuda yang tertarik dan mengharap anda. Kecantikan anda seperti sekarang apakah akan bertahan terus? Bagaimana nasib anda nanti setelah tua? Ketika muka anda keriput dan punggun g anda melengkung? Siapa nanti yang akan mengurusi anda? Siapa ketia itu memperhatikan nasib anda? Tahukah anda siapa yang akan menghormati dan memuliakan orang tua jompo? Hanya anak dan cucu-cucunya ! Di tengah-tengah mereka, orang tua sepertinya menjadi ratu diantara rakyat, bermahkota, duduk disinggasana. Bagaimana nasib anda nanti jika terus begini? Bagaimana derita anda dikemudian hari? Anda lebih tahu dari kami.
Coba anda renungkan! : “ Apakah pantas disamakan, lezatnya berhubungan yang sebentar rasanya itu dengan penderitaan-penderitaan anda?
Apakah pantas, harga kegadisan anda dibayar begitu murah dan penderitaan anda setelah itu ditebus dengan harga begitu mahal?
Saya rasa, anda cukup bisa mengarahkan dan memberi petunjuk pada kawan-kawan anda yang tersesat jalan dan perlu dikasihani. Saya tidak usah berlama-lama memberi bimbingan kata kepada anda. Saya yakin anda sendiri tentu sudah punya banyak bahan untuk melakukan penyelamatan.
Kalau segala upaya penyelamatan kepada mereka tidak membawa hasil, ya sudah, anda perlu ganti sasaran. Lakukan penyelamatan kepada mereka yang belum terkena. Cegah mereka dari serangan penyakit menular itu. Pada umumnya, penyakit seperti itu mudah menyerang wanita-wanita lengah dan gadis-gadis yang menginjak dewasa. Bimbinglah mereka agar tidak tersesat jalan.
Apa yang anda lakukan adalah secara bertahap. Saya tidak mengharap anda mengajak para wanita Islam melakukan lompatan besar. Sekali nasihat terus melompat menjadi muslimah sejati, segalanya dengan wajar, perlahan dan mencapai sasaran.
Biasanya, mustahil dengan memberi sekali pengertian kemudian merubah haluan. Kembalikan ia kepada kebaikan selangkah demi selangkah, sebagaimana ia sebelumnya sedikit demi sedikit menuju kejahatan.
Kalian sedikit demi sedikit memendekan pakaian, di kaki dan di tangan. Kalian juga tipiskan kerudung. Dengan bersabar, berjalan pelan-pelan selama berabad abad.
Sebaliknya kaum laki-laki tak melihat dan merasakan perubahan itu.
Majalah dan Koran perusak ahlak terus beredar semakin luas. Para penganjur kebejatan moral berjingkrak gembira karena sukses besar memenangkan pertandingan. Kini, kita sampai pada garis yang sudah tidak lagi diridhoi Islam.
Kalau anda baca sejarah, tak akan anda temukan keadaan seperti ini. Bahkan kaum majusi pun tak mengenal kebebasan yang demikian itu.
Binatang, yang tentunya tidak punya akal, tak sehebat manusia kini. Dua ayam jantan akan bersabung mempertaruhkan nyawa berebut ayam betina demi menjaga kehormatannya. Tetapi manusia, dengan dalih kebebasan mengorbankan harga dirinya. Dijual obral tubuh dan kehormatannya.
Kita ambil contoh yang dekat saja, tak usah jauh-jauh ke Negeri Barat. Kita datang ke pantai dan lihat, betapa wanita-wanita muslimah mempertontonkan tubuhnya. Hampir seluruh tubuhnya tampak. Kecuali dua bagian tertutup. Dan malah lebih nekat membuka bagian atasnya. Tontonan seperti itu ada dimana-mana. Di Negara Muslim atau di Negara yang mayoritasnya muslim.
Di tempat pesta, club malam, para keluarga “ modern” datang, berdansa berganti pasangan, saling tukar isteri untuk bergoyang dan berpelukan, berhimpitan dada, perut dan menggenggam. Tidak ada rasa malu dan memberi harga pada dirinya.
Di sekolah atau universitas, terdapat juga pergaulan bebas. Sang putri membuka sebagian auratnya tanpa pencegahan orang tuanya.
Contoh-contoh seperti yang saya sebutkan baru sebagian. Banyak peristiwa yang bukan main macam ragamnya yang tentu anda juga melihatnya.
Semua itu tak mungkin dirubah hanya sekejap. Perlu cara khusus dan proses waktu untuk menghilangkannya.
Jalan yang pantas ditempuh yaitu kembali kepada hak dan kebenaran dengan melalui jalan yang menghantar kepada kebaikan. Jalan tersebut memang lama dan lambat. Tetapi itu satu-satunya jalan yang harus di tempuh.
Awal usaha kita yaitu memberantas percampuran bebas dan aurat terbuka. Bagi wanita yang bercampur bebas tetapi masih memakai kerudung dan tutup aurat, penggarapannya lebih mudah. Mereka berkerudung diusahakan agar kerudung dan pakaian muslimah yang dipakainya tidak diniati untuk meningkatkan kecantikan dan menggoda laki-laki.
Yang dapat dikategorikan sebagai percampuran bebas yaitu: Seorang wanita menerima tamu laki-laki di rumahnya. Berjabatan tangan dengan lelaki yang bukan muhrimnya di tempat umum. Bersama-sama pergi atau pulang sekolah (kuliah, ngobrol secara bebas, berkumpul dengan dalih belajar bersama). Semua itu tergolong dalam percampuran bebas. Dan ini merupakan sumber malapetaka kehancuran akhlak.
Cara bercampur seperti tiu dianggapnya biasa. Dia lupa bahwa Allah menciptakannya sebagai wanita dan yang lainnya pria. Masing-masing punya kecenderungan dan daya tarik.
Tidak ada satu mahluk di muka bumi ini yang dapat merubah ciptaan Allah atau membuat sama keduanya ataupun menghilangkan kecenderungan (hasrat) dari masing-masingnya.
Wanita-wanita menganjurkan emansipasi dan pergaulan bebas, menuntut persamaan atas dasar kemajuan dan tuntutan zaman adalah pembohong besar. Mereka sebenarnya hanya mencari kepuasan nafsu saja. Mereka beranggapan, bahwa kaum pria punya kenikmatan lebih dari wanita. Karenanya mereka ingin berusaha merasakan kenikmatan itu. Secara terus terang mereka tak berani menyatakan. Mereka sembunyikan hasrat itu dan yang ditonjolkan issu “tuntutan zaman”, seni dan budaya “ ,“jiwa keolahragaan”. Mereka gembar-gemborkan seperti suara bedug kosong.
Hak yang mereka tuntut adalah batil. Mereka menempatkan Amerika dan Eropa sebagai kiblat dan pemimpin kemajuan. Apapun yang datang dari sana baik dan benar. Eropa mengirim dansa, diterima! Mengirim mode pakaian telanjang, ditiru! Percampuran bebas di kampus, mempertontonkan paha dan dada di kolam renang dan tepi pantai dinilai wajar. Sebaliknya, yang datang dari timur dinilai jelek dan batil, walaupun itu pancaran suara masjid, bimbingan dan tuntunan agama, kehormatan dan harga diri, kebersihan dan kemuliaan jiwa, hati dan jasmani serta penutup aurat sebagai pelindung dan harga pribadi muslimah.
Kita sebagai orang timur menerima mentah-mentah apa yang datang dari barat. Tapi justru sebagian orang barat menolak “produksi”nya sendiri.
Masyarakat Eropa dan Amerika, sebagiannya menolak percampuran bebas. Mereka menjaga betul pergaulan anak-anaknya.
Di Paris, banyak orang tua melarang anak putrinya pergi bersama pemuda untuk misalnya ke Bioskop. Ada juga yang muak jika nonton film porno.
Di Amerika, banyak orang tua yang memilih sekolah khusus putri dan anak-anaknya. Mereka takut menyekolahkan di tempat yang bercampur dengan pria. Mereka juga sebagian mengawal jika putri-putrinya pergi berenang.
APAKAH PERCAMPURAN BEBAS BISA BENDUNG GEJOLAK NAFSU SYAHWAT?
Mereka menjawab : “Bisa!”. Percampuran bebas bisa mengurangi atau memadamkan api nafsu membara, bisa mendidik berbuat sopan dan budi pekerti, bisa mengurangi gejolak dorongan nafsu.
Jawaban itu aku kembalikan kepada mereka yang telah mempraktekannya. Kita tanyakan pada anak-anak sekolah.
Rusia, Negara yang tidak kenal agama, tidak pernah dengar nasehat-nasehat ulama, pastur atau pendeta, kini berubah haluan setelah melihat efek negative dari percampuran bebas.
Amerika, Negara yang dijadikan kiblat kemajuan, dibuat pusing oleh banyaknya siswi-siswi hamil yang jumlahnya terus meningkat.
Lalu, mana buktinya jika percampuran bebas akan seperti jawaban di atas? Dan siapa yang senang melihat kesulitan seperti Amerika itu terjadi di Negri kita?
Apa yang aku tulis ini bukan ditujukan kepada pemuda. Para pemuda pasti menolak dan menganggap enteng pendapatku ini. Sebab aku mengharamkan apa yang menurut mereka enak dan lezat.
Aku hanya berbicara kepada engkau wahai putri-putriku yang suci, mulia dan terhormat. Sebab engkau-lah yang bakal menerima akibat, engkau yang bakal menjadi korban dari teman-teman iblis.
Jangan engkau mudah menerima omongan orang-orang yang berdalih “ Persamaan dan Kebebasan”, “ Kemajuan dan Modernisasi”, “ Kebudayaan dan Kesenian”, “ Alam pelajar dan Mahasiswa”.
Orang-orang seperti itu kebanyakan tidak punya isteri atau anak. Mereka hanya akan mencicipi kelezatanmu, sebentar lalu pergi.
Aku adalah ayah dari beberapa putriku. Aku menulis ini untuk membela kepentinganmu, berarti aku juga membela kepentingan putriku sendiri. Aku menghendaki yang baik darimu, sebagaimana aku menghendaki yang baik pula dari anakku.
Mereka para pemuda kawan iblis, tidak akan berpikir sedikitpun akan nasibmu yang hilang kehormatan dan harga diri. Mereka tidak akan menyesal akan perbuatannya yang telah membawa engkau kepada kehinaan dan nama baikmu yang telah cacat. Apabila itu terjadi pada dirimu, maka buktikan, tidak seorangpun datang membantumu.
Mereka akan datang, jika engkau masih bisa dinikmati. Tapi kalau menjadi sakit atau pudar kecantikanmu mereka akan pergi seperti perginya kerumunan anjing yang kehabisan bangkai daging.
Wahai putriku,
Itulah nasehatku yang hak dan benar
Mudah-mudahan engkau mau mendengar
Jangan engkau dengar omongan yang lain.
Yang mengajak kepada lalai.
Hanya di tanganmu wahai putriku
Bukan ditangan kami kaum pria.
Hanya di tanganmu saja kunci pintu kebaikan
Kalau engkau mau memperbaiki dirimu,
Maka seluruh umat akan menjadi baik.
*Ditulis ulang dari buku karya Ali At Thonthowi berjudul “ Kepada Putra-Putriku” Gema Insani Press.
InsyaAllah yang berniat menyebarkannya akan mendapat kebaikan yang terus mengalir dari sisi
Allah SWT selama banyak orang yang mengambil manfaat darinya. Amin ya Rabbal ‘alamin
حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير
oleh :Syekh Ali At-Thonthowi
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Wahai putriku……..aku seorang bapak yang sedang berjalan memasuki usia lima puluh tahun. Usia muda telah aku lewati, aku tinggalkan kenangan,impian,lamunan dengan segala ujian-ujian dunia.
Dengarlah ucapan dari kata-kataku. Ucapan-ucapan Haq, yang aku sampaikan secara jelas dan gamblang. Semua apa yang akan aku sampaikan adalah dari hidupku sendiri. Karenanya, mungkin engkau belum pernah atau tidak pernah atau malah tidak akan pernah mendengarnya dari orang lain.
Wahai putriku……….banyak aku menulis, sering aku menyeru, mengajak kepada ummat untuk menegakan akhlak, menjunjung budi pekerti yang mulia, memberantas segala macam kerusakan jiwa dan mengendalikan nafsu syahwat untuk melawan dan memberantas kebejatan moral.
Semua itu terus aku sampaikan , terus aku tulis dan khutbahkan……….sampai-sampai pena yang aku pakai menjadi tumpul dan lidahku menjadi linu. Namun, tetap tiada hasil yang aku peroleh. Kemungkaran tetap berjalan dengan tenangnya tanpa mampu kita memberantasnya.
Di setiap pelosok negeri perbuatan mungkar kita jumpai, terus makin banyak dalam berbagai bentuknya, wanita semakin berani dan tanpa malu membuka auratnya. Tubuhnya ditonjol-tonjolkan, pergaulan bebas muda-mudi bertambah mencolok. Semua itu berjalan melanda Negara demi Negara, tanpa satu pun Negara Islam mampu mengelak.
Negara Suriah yang terkenal dengan keserasian akhlak, yang sangat ketat menjaga kehormatan diri dengan menutup auratnya, sekarang…………….masya Allah! Para wanitanya berpakaian terbuka, mempertontonkan lengan dan paha, punggung dan dada. Kita gagal, dan saya kira kita tidak akan berhasil. Tahukah engkau apa penyebabnya?
Sebabnya ialah, karena sampai hari ini kita belum menemukan pintu ke arah perbaikan dan kita tidak tahu jalannya.
Wahai Putriku, pintu perbaikan ada di hadapanmu. Kunci pintu itu ada di tanganmu. Jika engkau meyakininya dan engkau berusaha memasuki pintu itu, maka keadaan akan berubah dan menjadi baik.
Engkau benar putriku,bahwa kaum prialah yang pertama melangkah menempuh jalan dosa, bukan wanita, tetapi ingat, bahwa tanpa kerelaanmu dan tanpa kelunakan sikapmu, mereka tidak akan berkeras melangkah maju. Engkau membuka pintu kepadanya untuk masuk.
Engkau berkata kepada pencuri : “ Silahkan masuk”………..dan setelah engkau kecurian barulah sadar. Baru engkau teriak…………tolong…………….tolong……………aku kecurian”.
Kalau engkau tahu bahwa laki-laki itu serigala dan engkau domba, pasti engkau akan lari, seperti larinya domba dalam ancaman cengkaraman serigala.
Kalau engkau sadar, bahwa semua laki-laki itu adalah pencuri, pasti engkau akan bersikap hati-hati dan selalu menjaga diri seperti waspadanya seorang kikir menghadapi pencuri.
Kalau dikehendakinya serigala dari domba adalah dagingnya, maka yang diinginkan laki-laki adalah lebih dari itu. Laki-laki menginginkan lebih dari sekedar daging domba……………dan bagimu lebih buruk dari kematian domba itu.
Laki-laki menghendaki yang paling berharga darimu……………yaitu harga diri dan kehormatanmu. Nasib seorang gadis yang direnggut kehormatannya lebih menyedihkan dari seekor domba yang dimakan serigala.
Wahai putriku………….. Demi Allah, apa yang dikhayalkan oleh pemuda saat melihat gadis ialah telanjang dihadapannya tanpa busana.
Saya bersumpah lagi : “ Demi Allah, jangan percaya kepada omongan sebagian laki-laki,bahwa mereka memandangmu karena akhlak dan adabnya. Berbicara denganmu seperti sahabat dan apabila mencintanya hanyalah sebagai teman akrab”. Bohong………….bohong demi Allah ia bohong.
Apabila engkau mendengar sendiri pembicaraan antara mereka, engkau akan takut dan ngeri.
Tidak akan ada seorang pria melontarkan senyumannya kepadamu, berbicara dengan lembut dan merayu, memberikan bantuan dan pelayanan kepadamu, kecuali akan ada maksud-maksud tertentu. Setidak-tidaknya isyarat bagi dirinya bahwa itu adalah langkah awal.
Apa sesudah itu wahai putriku?
Renungkanlah!
Kalian berdua, bersama-sama berkencan, menikmati kelezatan yang hanya sebentar kau rasakan…………sesudah itu, dia lupa dan pergi meninggalkan kamu. Dan engkau?..........sungguh akan merasakan pahitnya dari pertemuan yang sebentar itu untuk selama-lamanya.
Dia pergi dengan diam-diam meninggalkanmu, mencari mangsa baru untuk dirayu dan diterkam lagi kegadisannya. Sambil dia mencari dan menikmati mangsa baru, engkau pelan-pelan merasakan sesuatu yang berat mengganjal perutmu.
Engkau sedih dan muram. Engkau bingung dan gelisah.
Laki-laki yang membesarkan perutmu itu tidak dituntut atau dihukum oleh masyarakat dzalim,bahkan………..diberi ampun dan divonis bebas, dengan alasan : “ Dia yang dulu sesat, sekarang sudah bertobat”
Tapi engkau………….?
Engkau akan terus kecewa dan terus dihina sepanjang umurmu. Masyarakat tidak akan mengampuni dosamu.
Seandainya, ketika dia mulai merayumu, engkau tolak dengan sikap yang tegas…………Engkau alihkan pandanganmu dari pandangannya…………
Seandainya sikapmu itu tidak menghentikan upayanya dan malah bersikap lebih brutal dengan ucap kata-kata yang jorok dan menggunakan tangannya, cepat-cepat engkau lepas sepatu dari kakimu dan pukullah kepalanya………
Kalau engkau lakukan itu, pasti semua orang yang ada di sekitar tempat itu akan serentak menolongmu.
Sesudah itu……….dia akan ngeri mengganggu wanita-wanita terhormat di jalan.
Wahai putriku………..
Laki-laki yang baik dan sholeh, akan datang kepadamu, dengan segala kerendahan hati, memohonkan maaf, menawarkan kepadamu hubungan yang halal dan terhormat. Ia datang untuk meminang dan menikahimu.
Seorang gadis betapapun tinggi kedudukannya, betapapun banyak hartanya, betapa hebat ketenaran dan pengaruhnya, dia pasti mempunyai cita-cita: “ Mencapai kebahagiaan yang tinggi yaitu bersuami, menjadi isteri yang sholehah, terhormat dan ibu rumah tangga yang baik”
Cita-cita seperti itu pasti diharapkan oleh semua wanita, apakah dia ratu, keluarga raja, bintang film Hollywood sekalipun atau wanita biasa.
Saya kenal dengan dua orang sastrawati terkenal di Mesir dan Suriah. Benar-benar berpredikat tokoh dua orang itu. Ilmunya dikagumi, kekayaannya melimpah, tinggi kedudukannya dan kehormatannya.
Keduanya kehilangan suami, lalu………….tiba-tiba keseimbangan akalnya……..dan menjadi gila. Tanpa aku sebutkan namanya, semua orang Mesir dan Syuriah sudah mengenalnya.
Perkawinan adalah cita-cita yang paling tinggi bagi wanita. Jabatan wanita yang tinggi, apakah dia anggota parlemen atau menteri atau bahkan presiden, tetap masih di bawah tingkat pernikahan.
Laki-laki, pada dasarnya akan mencari wanita terhormat dan bukan wanita jalang atau bejat. Seandainya seorang laki-laki bertunangan dengan wanita baik-baik, tetapi sang wanita tiba-tiba berubah akhlaknya , dia nyeleweng dan masuk kepada perangkap nista, cepat-cepat si laki-laki itu pamit meninggalkannya. Dia akan tegap melangkah ke luar.
Laki-laki yang baik , pasti tidak akan rela melihat anak-anaknya keluar dari perut ibu yang cela dan apalagi membesarkan dan memeliharanya.
Seorang pria jalang yang bejat dan menjijikan, bila tidak dapat mangsa gadis yang mau mengorbankan kehormatan dirinya dibawah lutut kakinya dan menjadi alat permainannya……….dan bila ia juga tidak mendapatkan wanita-wanita pelacur atau gadis yang lengah yang mau dikawani dengan agama setan iblis serta syariat binatang, dia pasti akan datang mencari jodoh seorang isteri yang mau dinikahi dengan landasan sunnah agama Islam.
Putriku, sepi dan lesunya pasar pernikahan dan perkawinan, penyebabnya adalah karena kesalahanmu sendiri. Jatuhnya pasaran dan nilai perkawinan dan makin ramainya bursa pelacuran adalah juga karena perbuatanmu!
Lalu kenapa kalian yang baik-baik tidak mencegahnya ?
Kenapa para wanita mulia dan terhormat tidak memerangi musibah dan wabah itu?
Kalian para wanita tentu akan lebih bisa dan mampu berbuat daripada kaum pria.
Kalian lebih mengerti dan paham berbicara dengan bahasa wanita, menguraikan dan memberi penerangan.
Kalian sebagai wanita yang baik dan terhormat, mulia, memiliki harga diri dan memegang teguh agama, pada akhirnya akan menjadi mangsa dan korbannya.
Hampir disetiap rumah di Negeri Syam terdapat gadis-gadis usia pantas kawin belum ada calon, dan gadis usia yang sudah kelewat umur belum juga bersuami.
Para pemudanya merasa puas dengan hanya pacar-pacaran dan bergaul bebas daripada beristeri. Mungkin keadaan seperti ini terdapat juga di Negara-negara Islam lain.
Wahai putriku………………..
Dirikanlah wadah dalam bentuk lembaga persatuan dari kalian sendiri yang anggotanya terdiri dari para cendekiawati, guru dan mahasiswi. Wadah yang berusaha untuk mengembalikan wanita-wanita sesat kepada jalan yang benar.
Ancam dan takut-takuti mereka dengan firman-firman Allah. Kalau tidak mau mendengar dan tak ada rasa takut lagi, beri gambaran akan bahaya penyakit yang akan dideritanya.
Kalau juga mereka tidak peduli, beri penjelasan dari contoh-contoh kenyataan yang ada, katakan pada mereka : “ Kalian remaja cantik, banyak pemuda yang tertarik dan mengharap anda. Kecantikan anda seperti sekarang apakah akan bertahan terus? Bagaimana nasib anda nanti setelah tua? Ketika muka anda keriput dan punggun g anda melengkung? Siapa nanti yang akan mengurusi anda? Siapa ketia itu memperhatikan nasib anda? Tahukah anda siapa yang akan menghormati dan memuliakan orang tua jompo? Hanya anak dan cucu-cucunya ! Di tengah-tengah mereka, orang tua sepertinya menjadi ratu diantara rakyat, bermahkota, duduk disinggasana. Bagaimana nasib anda nanti jika terus begini? Bagaimana derita anda dikemudian hari? Anda lebih tahu dari kami.
Coba anda renungkan! : “ Apakah pantas disamakan, lezatnya berhubungan yang sebentar rasanya itu dengan penderitaan-penderitaan anda?
Apakah pantas, harga kegadisan anda dibayar begitu murah dan penderitaan anda setelah itu ditebus dengan harga begitu mahal?
Saya rasa, anda cukup bisa mengarahkan dan memberi petunjuk pada kawan-kawan anda yang tersesat jalan dan perlu dikasihani. Saya tidak usah berlama-lama memberi bimbingan kata kepada anda. Saya yakin anda sendiri tentu sudah punya banyak bahan untuk melakukan penyelamatan.
Kalau segala upaya penyelamatan kepada mereka tidak membawa hasil, ya sudah, anda perlu ganti sasaran. Lakukan penyelamatan kepada mereka yang belum terkena. Cegah mereka dari serangan penyakit menular itu. Pada umumnya, penyakit seperti itu mudah menyerang wanita-wanita lengah dan gadis-gadis yang menginjak dewasa. Bimbinglah mereka agar tidak tersesat jalan.
Apa yang anda lakukan adalah secara bertahap. Saya tidak mengharap anda mengajak para wanita Islam melakukan lompatan besar. Sekali nasihat terus melompat menjadi muslimah sejati, segalanya dengan wajar, perlahan dan mencapai sasaran.
Biasanya, mustahil dengan memberi sekali pengertian kemudian merubah haluan. Kembalikan ia kepada kebaikan selangkah demi selangkah, sebagaimana ia sebelumnya sedikit demi sedikit menuju kejahatan.
Kalian sedikit demi sedikit memendekan pakaian, di kaki dan di tangan. Kalian juga tipiskan kerudung. Dengan bersabar, berjalan pelan-pelan selama berabad abad.
Sebaliknya kaum laki-laki tak melihat dan merasakan perubahan itu.
Majalah dan Koran perusak ahlak terus beredar semakin luas. Para penganjur kebejatan moral berjingkrak gembira karena sukses besar memenangkan pertandingan. Kini, kita sampai pada garis yang sudah tidak lagi diridhoi Islam.
Kalau anda baca sejarah, tak akan anda temukan keadaan seperti ini. Bahkan kaum majusi pun tak mengenal kebebasan yang demikian itu.
Binatang, yang tentunya tidak punya akal, tak sehebat manusia kini. Dua ayam jantan akan bersabung mempertaruhkan nyawa berebut ayam betina demi menjaga kehormatannya. Tetapi manusia, dengan dalih kebebasan mengorbankan harga dirinya. Dijual obral tubuh dan kehormatannya.
Kita ambil contoh yang dekat saja, tak usah jauh-jauh ke Negeri Barat. Kita datang ke pantai dan lihat, betapa wanita-wanita muslimah mempertontonkan tubuhnya. Hampir seluruh tubuhnya tampak. Kecuali dua bagian tertutup. Dan malah lebih nekat membuka bagian atasnya. Tontonan seperti itu ada dimana-mana. Di Negara Muslim atau di Negara yang mayoritasnya muslim.
Di tempat pesta, club malam, para keluarga “ modern” datang, berdansa berganti pasangan, saling tukar isteri untuk bergoyang dan berpelukan, berhimpitan dada, perut dan menggenggam. Tidak ada rasa malu dan memberi harga pada dirinya.
Di sekolah atau universitas, terdapat juga pergaulan bebas. Sang putri membuka sebagian auratnya tanpa pencegahan orang tuanya.
Contoh-contoh seperti yang saya sebutkan baru sebagian. Banyak peristiwa yang bukan main macam ragamnya yang tentu anda juga melihatnya.
Semua itu tak mungkin dirubah hanya sekejap. Perlu cara khusus dan proses waktu untuk menghilangkannya.
Jalan yang pantas ditempuh yaitu kembali kepada hak dan kebenaran dengan melalui jalan yang menghantar kepada kebaikan. Jalan tersebut memang lama dan lambat. Tetapi itu satu-satunya jalan yang harus di tempuh.
Awal usaha kita yaitu memberantas percampuran bebas dan aurat terbuka. Bagi wanita yang bercampur bebas tetapi masih memakai kerudung dan tutup aurat, penggarapannya lebih mudah. Mereka berkerudung diusahakan agar kerudung dan pakaian muslimah yang dipakainya tidak diniati untuk meningkatkan kecantikan dan menggoda laki-laki.
Yang dapat dikategorikan sebagai percampuran bebas yaitu: Seorang wanita menerima tamu laki-laki di rumahnya. Berjabatan tangan dengan lelaki yang bukan muhrimnya di tempat umum. Bersama-sama pergi atau pulang sekolah (kuliah, ngobrol secara bebas, berkumpul dengan dalih belajar bersama). Semua itu tergolong dalam percampuran bebas. Dan ini merupakan sumber malapetaka kehancuran akhlak.
Cara bercampur seperti tiu dianggapnya biasa. Dia lupa bahwa Allah menciptakannya sebagai wanita dan yang lainnya pria. Masing-masing punya kecenderungan dan daya tarik.
Tidak ada satu mahluk di muka bumi ini yang dapat merubah ciptaan Allah atau membuat sama keduanya ataupun menghilangkan kecenderungan (hasrat) dari masing-masingnya.
Wanita-wanita menganjurkan emansipasi dan pergaulan bebas, menuntut persamaan atas dasar kemajuan dan tuntutan zaman adalah pembohong besar. Mereka sebenarnya hanya mencari kepuasan nafsu saja. Mereka beranggapan, bahwa kaum pria punya kenikmatan lebih dari wanita. Karenanya mereka ingin berusaha merasakan kenikmatan itu. Secara terus terang mereka tak berani menyatakan. Mereka sembunyikan hasrat itu dan yang ditonjolkan issu “tuntutan zaman”, seni dan budaya “ ,“jiwa keolahragaan”. Mereka gembar-gemborkan seperti suara bedug kosong.
Hak yang mereka tuntut adalah batil. Mereka menempatkan Amerika dan Eropa sebagai kiblat dan pemimpin kemajuan. Apapun yang datang dari sana baik dan benar. Eropa mengirim dansa, diterima! Mengirim mode pakaian telanjang, ditiru! Percampuran bebas di kampus, mempertontonkan paha dan dada di kolam renang dan tepi pantai dinilai wajar. Sebaliknya, yang datang dari timur dinilai jelek dan batil, walaupun itu pancaran suara masjid, bimbingan dan tuntunan agama, kehormatan dan harga diri, kebersihan dan kemuliaan jiwa, hati dan jasmani serta penutup aurat sebagai pelindung dan harga pribadi muslimah.
Kita sebagai orang timur menerima mentah-mentah apa yang datang dari barat. Tapi justru sebagian orang barat menolak “produksi”nya sendiri.
Masyarakat Eropa dan Amerika, sebagiannya menolak percampuran bebas. Mereka menjaga betul pergaulan anak-anaknya.
Di Paris, banyak orang tua melarang anak putrinya pergi bersama pemuda untuk misalnya ke Bioskop. Ada juga yang muak jika nonton film porno.
Di Amerika, banyak orang tua yang memilih sekolah khusus putri dan anak-anaknya. Mereka takut menyekolahkan di tempat yang bercampur dengan pria. Mereka juga sebagian mengawal jika putri-putrinya pergi berenang.
APAKAH PERCAMPURAN BEBAS BISA BENDUNG GEJOLAK NAFSU SYAHWAT?
Mereka menjawab : “Bisa!”. Percampuran bebas bisa mengurangi atau memadamkan api nafsu membara, bisa mendidik berbuat sopan dan budi pekerti, bisa mengurangi gejolak dorongan nafsu.
Jawaban itu aku kembalikan kepada mereka yang telah mempraktekannya. Kita tanyakan pada anak-anak sekolah.
Rusia, Negara yang tidak kenal agama, tidak pernah dengar nasehat-nasehat ulama, pastur atau pendeta, kini berubah haluan setelah melihat efek negative dari percampuran bebas.
Amerika, Negara yang dijadikan kiblat kemajuan, dibuat pusing oleh banyaknya siswi-siswi hamil yang jumlahnya terus meningkat.
Lalu, mana buktinya jika percampuran bebas akan seperti jawaban di atas? Dan siapa yang senang melihat kesulitan seperti Amerika itu terjadi di Negri kita?
Apa yang aku tulis ini bukan ditujukan kepada pemuda. Para pemuda pasti menolak dan menganggap enteng pendapatku ini. Sebab aku mengharamkan apa yang menurut mereka enak dan lezat.
Aku hanya berbicara kepada engkau wahai putri-putriku yang suci, mulia dan terhormat. Sebab engkau-lah yang bakal menerima akibat, engkau yang bakal menjadi korban dari teman-teman iblis.
Jangan engkau mudah menerima omongan orang-orang yang berdalih “ Persamaan dan Kebebasan”, “ Kemajuan dan Modernisasi”, “ Kebudayaan dan Kesenian”, “ Alam pelajar dan Mahasiswa”.
Orang-orang seperti itu kebanyakan tidak punya isteri atau anak. Mereka hanya akan mencicipi kelezatanmu, sebentar lalu pergi.
Aku adalah ayah dari beberapa putriku. Aku menulis ini untuk membela kepentinganmu, berarti aku juga membela kepentingan putriku sendiri. Aku menghendaki yang baik darimu, sebagaimana aku menghendaki yang baik pula dari anakku.
Mereka para pemuda kawan iblis, tidak akan berpikir sedikitpun akan nasibmu yang hilang kehormatan dan harga diri. Mereka tidak akan menyesal akan perbuatannya yang telah membawa engkau kepada kehinaan dan nama baikmu yang telah cacat. Apabila itu terjadi pada dirimu, maka buktikan, tidak seorangpun datang membantumu.
Mereka akan datang, jika engkau masih bisa dinikmati. Tapi kalau menjadi sakit atau pudar kecantikanmu mereka akan pergi seperti perginya kerumunan anjing yang kehabisan bangkai daging.
Wahai putriku,
Itulah nasehatku yang hak dan benar
Mudah-mudahan engkau mau mendengar
Jangan engkau dengar omongan yang lain.
Yang mengajak kepada lalai.
Hanya di tanganmu wahai putriku
Bukan ditangan kami kaum pria.
Hanya di tanganmu saja kunci pintu kebaikan
Kalau engkau mau memperbaiki dirimu,
Maka seluruh umat akan menjadi baik.
*Ditulis ulang dari buku karya Ali At Thonthowi berjudul “ Kepada Putra-Putriku” Gema Insani Press.
InsyaAllah yang berniat menyebarkannya akan mendapat kebaikan yang terus mengalir dari sisi
Allah SWT selama banyak orang yang mengambil manfaat darinya. Amin ya Rabbal ‘alamin
حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير
oleh :Syekh Ali At-Thonthowi
Serba-serbi Sekolah Pra Nikah
Latar Belakang
Keluarga merupakan unit organisasi terkecil di dalam masyarakat. Baik buruknya masyarakat akan tergantung pada baik buruknya keluarga yang menjadi unit penyusunnya. Lebih jauh lagi, baiknya sebuah keluarga tergantung kepada kualitas dan persiapan individu yang menyusunnya.
Maraknya kasus perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga belakangan ini menyebabkan banyaknya keluarga yang kehilangan keutuhannya. Hal ini merupakan salah satu penyebab runtuhnya sendi – sendi dalam masyarakat.
Apabila ditinjau lebih jauh, ada sebuah hal mendasar yang menjadi penyebab maraknya kasus-kasus perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga, yakni kurangnya atau bahkan tidak adanya pemahaman agama yang utuh pada individu yang menjalankan tatanan rumah tangga.
Lembaga Muslimah Salman ITB, sebagai lembaga yang memiliki fokus perhatian pada pemberdayaan keluarga dan pernak-perniknya bermaksud menyelen ggarakan sebuah pelatihan/sekolah pranikah yang memfasilitasi masyarakat dalam memperoleh edukasi terkait dengan penyiapan pernikahan.
Visi
Mempersiapkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah menuju tegaknya peradaban Islam
Misi
1. Membangun visi yang shahih tentang keluarga sakinah mawaddah warahmah
2. Memberikan edukasi dan pelatihan kepada peserta seputar persiapan pranikah
3. Melaksanakan propaganda kepada masyarakat terkait urgensi persiapan pranikah
4. Menjalin kerjasama dengan pihak Kantor Urusan Agama dalam hal penyelenggaraan kursus pranikah